Sejarah Tolak Peluru






Sejarah tolak peluru dimulai dari tanah Britania atau Inggris. Tolak peluru (the shot put) merupakan salah satu jenis olahraga yang termasuk kategori nomor lempar pada cabang atletik.

Secara sederhana, tolak peluru dapat diartikan sebagai bentuk gerakan menolak atau mendorong suatu alat yang berbentuk bundar (peluru).



Umumnya, peluru ini memiliki bobot tertentu dan terbuat dari logam. Berikut ini penjelasan lengkap mengenai materi tolak peluru.

Daftar Isi
Sejarah Tolak Peluru di Dunia
Sejarah Tolak Peluru di Indonesia
Sejarah Perkembangan Gaya Tolak Peluru
1. Gaya glide (meluncur)
2. Gaya spin (berputar)
Sejarah Tolak Peluru di Dunia







Olahraga tolak peluru diklaim telah populer semenjak 2000 tahun yang lalu. Pada waktu itu, pria di Britania atau Inggris kerap memainkan olahraga ini untuk menguji kekuatan.

Saat itu, peluru yang digunakan masih berupa batu bukan plat logam seperti sekarang. Barulah pada abad pertengahan, penggunaan batu sebagai peluru mulai terpinggirkan.

Pada era abad pertengahan, banyak sekali terjadi peperangan di Eropa termasuk Inggris. Meriam besi dan canon balls merupakan dua senjata yang paling mematikan di abad pertengahan.

Canon balls yang digunakan sebagai peluru meriam pada akhirnya menjadi cikal bakal lahirnya olahraga ini.

Pada masa itu, para prajurit kerap melakukan perlombaan melempar canon balls sejauh mungkin.

Skotlandia tercatat sebagai negara yang pertama kali mengadakan pertandingan tolak peluru pada tahun 1866.

Loading...
Akan tetapi, pertandingan tolak peluru tersebut masih bersifat kejuaraan amatir.

Barulah pada tahun 1896 tolak peluru mulai diperlombakan di ajang skala besar sekelas Olimpiade di Athena, Yunani. Selanjutnya, cabang olahraga ini terus berkembang seiring dengan berjalannya waktu.

Sampai pada akhirnya, tolak peluru mengalami kemajuan paling besar pada tahun 1950. Ketika itu, seorang bernama Parry O’Brien memperkenalkan teknik lemparan olahraga tolak peluru.

Karakteristik dari teknik ini adalah pelempar memulai tolakannya dengan menghadap bagian belakang ring. Teknik ini kemudian dikenal dengan metode O’Brien atau meluncur.

Namun, dalam perkembangan sejarah tolak peluru, teknik yang populer justru bukan O’Brien. Teknik lemparan tolak peluru yang lebih populer dari O’Brien adalah berputar.

Ciri khas dari teknik berputar dalam olahraga tolak peluru yaitu pelempar tidak bergerak ke arah belakang ring. Namun, pelempar berusaha untuk melempar cakram melintasi ring tolak peluru.

Tolak peluru merupakan salah satu cabang olahraga atletik. Dengan demikian, induk organisasi olahraga ini juga menjadi satu dengan atletik.

Organisasi internasional yang menjadi wadah dari olahraga atletik termasuk tolak peluru adalah IAAF (International Amateur Athletic Federation).

Sejarah Tolak Peluru di Indonesia



Awal mula masuknya olahraga tolak peluru ke Indonesia tentu saja dibawa oleh pemerintah Belanda.

Pada era kolonial, pemerintah Belanda mulai memasukkan salah satu cabang olahraga atletik ini ke dalam kurikulum pelajaran di sekolah.

Akan tetapi, olahraga ini hanya dapat dilakukan oleh para siswa bangsawan Belanda.

Dengan demikian, di awal perkembangannya banyak warga pribumi yang belum mengenal apa itu olahraga tolak peluru.

Namun, seiring dengan berjalannya waktu pihak pemerintah Belanda juga memasukkan olahraga ini ke dalam kurikulum sekolah pribumi.

Akhirnya, tolak peluru semakin dikenal dan tersebar secara meluas di kalangan warga pribumi.

Dikarenakan belum memiliki wadah resmi, lalu pihak pemerintah kolonial NIAU. Inilah organisasi yang bertanggung jawab untuk mengadakan berbagai pertandingan atletik.

Selanjutnya, di Medan juga berdiri Sumatera Atletik Bond (SAB) yang menyelenggarakan kompetisi atletik. Salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan antar MULO, HBS dan sekolah swasta lainnya adalah tolak peluru.

Tidak hanya di pulau Sumatera, olahraga tolak peluru juga mulai populer di kalangan penduduk Jawa.Kondisi ini ditandai dengan berdirinya berbagai perkumpulan olahraga tolak peluru.

Meski sejarah tolak peluru telah ada semenjak zaman penjajahan Belanda tetapi secara keorganisasian resmi baru diakui pada tanggal 3 September 1990 di Semarang.

Pengakuan tersebut ditandai dengan terbentuknya Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI). Semenjak berdirinya PASI, para pegiat olahraga atletik khususnya tolak peluru mulai melaksanakan beberapa kegiatan.

Sejarah mencatat bahwa kegiatan yang pertama kali dilaksanakan PASI adalah pemilihan duta-duta atletik untuk mewakili Indonesia di ajang SEA GAMES.

Seiring dengan berjalannya waktu, olahraga tolak peluru tetap eksis di Indonesia. Meskipun, tidak sepopuler seperti olahraga sepakbola, bulu tangkis bahkan bola voli.

Indonesia juga rutin mengirim delegasinya untuk mengikuti kejuaraan dalam skala regional hingga internasional. Tidak hanya itu, pembinaan usia muda juga dilakukan guna mempersiapkan calon atlet tolak peluru di masa depan.

Baca juga materi penjaskes lainnya:
1. Lompat Tinggi
2. Lompat Jauh
3. Senam Lantai
4. Kebugaran Jasmani
5. Renang Gaya Dada
6. Sejarah Tolak Peluru
7. Sejarah Bola Voli
8. Sejarah Bola Basket
9. Sejarah Sepak Bola
Sejarah Perkembangan Gaya Tolak Peluru



Sejarah tolak peluru mencatat bahwa terdapat tiga gaya yang sering digunakan dalam olahraga ini. ketiga gaya tersebut adalah klasik, glide (meluncur) dan spin (berputar).

Dari ketiga gaya tersebut hanya tinggal glide dan spin yang masih digunakan hingga saat ini.

Lalu, dimanakah letak perbedaan dari kedua gaya ini? Berikut adalah penjelasan lengkapnya.

1. Gaya glide (meluncur)



Gaya yang satu ini pertama kali dirilis pada tahun 1951 di Amerika Serikat. Orang yang pertama kali menggunakan sekaligus memperkenalkan gaya meluncur ini adalah Paddy O’Brien.

Penerapan gaya meluncur berbeda dengan gaya samping. Dalam gaya glide, pelempar akan melakukan gerakan setengah putaran terlebih dahulu sebelum melontarkan peluru.

Lemparan terjauh yang pernah tercatat sejarah tolak peluru adalah milik atlet Jerman Timur. Atlet tersebut bernama Ulf Timmermann dan lemparan terjauhnya berjarak sekitar 23.06 meter.

Hingga saat ini rekor milik Ulf tersebut belum dapat dipecahkan oleh atlet manapun.

2. Gaya spin (berputar)



Gaya berputar pertama kali diperkenalkan oleh atlet tolak peluru Rusia yaitu Aleksandr Baryshnikov pada tahun 1972.

Pada tahun yang sama, Ia juga berhasil membuat rekor baru untuk nomor putra di jarak 22 meter. Ciri khas dari gaya ini ialah pelempar akan melakukan gerakan memutar 360 derajat sebelum melakukan lemparan.

Harapannya melalui penerapan gaya ini, atlet akan memiliki momentum untuk melakukan lemparan sejauh-jauhnya.

Dalam olahraga tolak peluru, gaya spin adalah yang paling sulit. Ini dikarenakan atlet tidak hanya berfokus pada tolakan. Lebih dari itu, Ia juga harus menguasai teknik berputar dengan baik.



Demikian dari saya FARDINsemoga dapat membantu Anda memahami tolak peluru! Terimakasih telah berkunjung semoga sejarah tolak peluru dapat dijadikan sebagai ilmu yang bermanfaat.


https://theinsidemag.com/sejarah-tolak-peluru/#!












Komentar